Minggu, 25 Maret 2018


From Hero dan Zero Penyebrangan Dermaga Ujung-Kamal Bangkalan
Efek php yang ditimbulkan teman kantor yang berjanji mau menemani saya mengitari kota malang dan akhirnya dia membatalkan janji dengan alasan tidak jadi pulang ke malang padahal sebelumnya sudah mau berjanji mau joyride pakai KA Bima membuat saya kebingungan. Mau kemana yaa? Ya efek merantau dimana nggak ada family dan temen yang sudah sibuk dengan pacar masing akhirnya saya memutuskan untuk merenung dan melahap soto babat dipinggir jalan, ya dari pada dikosan saya cuma tidur terus buka instagram terus tidur lagi dan buka instagram lagi mendingan saya jalan-jalan sempet mau nekat ke malang sendirian tapi setelah saya merenung ditemani soto babat dengan kuah koya yang melegakan tenggorokan saya mengurungkan niatan saya. Seketika inspirasi datang ketika melihat sebuah truck kontainer berukuran besar lewat dihadapan saya. Oiya ke pelabuhan aja naik kapal ke madura hehehe
Oke beberapa waktu berselang saya membulatkan tekat dan berjalan menuju Pelabuahn Tanjung Perak Surabaya. Oke pelabuahn ini merupakan salah satu pelabuhan terbesar yang ada di Indonesia dan fungsinya cukup penting lho. Oke langsung cus cari dermaga yang menyediakan jasa penyebrangan ke Pulau Madura. Yak dengan menebus tiket seharga 7000 saya sudah dapat menyebrang ke pulau sebrang (Madura)
Sedikit cerita dulu, sebelum Jembatan Suramadu beroprasi jalur penyebrangan selat adura adalah salah satu jalur penyebrangan paling sibuk didunia ingat didunia, jalur penyebrangan ini juga menjadi salah satu penyumbang laba terbesar bagi perusahaan pengelolanya yaitu PT ASDP (Persero). Ya tapi semua berubah setelah dibukanya jembatan suramadu. Dengan kebutuhan akses yang semakin cepat, murah, efektif dan efisien maka Jembatan Suramadu pilihannya. Kondisi jauh berbeda saya rasakan kemarin di dermaga terlihat hanya satu dua kendaraan mengantri, ya kemarin kurang lebih jam 8 pagi saya tiba dan Cuma terlihat 3 motor antri (termasuk saya) saat itu kapal KMP Gadjah Mada baru saja lepas landas menuju kamal madura. Selang beberapa waktu nampak beberapa motor masuk dalam antrian dan tak lupa pula beberapa mobil juga bergabung (jazz, elf dan sedan civic keluaran 90an). Setengah jam berlalu KMP Jokotole landing juga di Dermaga Ujung dan kami semua langsung bersiyap untuk masuk ke lambung kapal
A  Few Momen Letter saya sudah ditelan kedalam lambung kapal KMP Jokotole, nggak tau sih ini kapal buatan mana tapi kapal ini sudah lumayan berumur karena dibuat tahun 1988, kapal ini menjadi 2 kapal yang beratahan untuk melayani jalaur penyebrangan selat madura bersama KMP Gadjah Mada. 20 menit kapal bersandar, pedagang kopi, nasi rames, buah bersliweran menjajakan dagangannya dan kemudian semboyan 35 (kalau kereta) di gaungkan oleh pak nahkoda KMP Jokotole dan kapalpun cus dari Dermaga Ujung.
          
Oke sediikt mengulas tentang fasilitas di kapal ini, tepatnya dilantai 2 kapal terdapat banyak tempat duduk untuk para penumpang FYI aja untuk kalian yang tidak tahan dengan bau asap ataupun mesin-mesin gitu saya sarankan naik ke lantai 2 kapal (sebetulnya safetynya seperti itu). Selain itu terdapat beberapa fasilitas hiburan seperti televisi, kantin, dan ada beberapa pedagang makanan yang julaan bakso, siomay, nasi rames dll. Di KMP Jokotole juga disediakan kamar mandi tapi ya you knowlah gimana. Untuk safetynya kapal ini juga dilengkapi degan beberapa perlengkapan dan peralatan seperti lifejacket, Kampak, Pasir, Oksigen, dan APAR (Alat Pemadam Api Ringan) yang tersedia dibanyak tempat. Selain itu dikapal ini juga dilengkapi dengan CCTV untuk memantau gerak-gerik penumpang tapi entahlah hidup atau tidak ini CCTVnya
       
Oke bagaimana dengan perjalananya? Perjalanan mengarungi selat madura ini menempuh waktu kurang lebih 30 menit cukup singkat lah. Disini saya lebih suka mengamati pemandangan Pelabuhan Tanjung Perak Surabya, ada beberapa spot menarik disni seperti North Quay, Monumen Jalesveva Jayamahe, dan tentunya hilir mudik kapal disekitaran pelabuhan ya kapal segede gaban ada didepan mata kepala saya sendiri. Saya sempat berbincang dengan salah satu penumpang disini satu rombongan keluarga dari Lamongan yang hendak ke Bangakalan untuk menghadiri wisuda anak mereka yang kuliah di Universitas Turnojoyo Bangkalan. Oke beberapa waktu berselang kapal hendak landing di Dermaga Kamal Madura sebelum landing kapal melakukan haluan untuk menyesuaikan dengan arah keluarnya kendaraan disini jujur hal yang paling saya benci karena sangat terasa sekali kapal berputar sehingga menyebabkan saya pusing, mungkin cuma saya yang kayak gini karena nggak pernah naik kapalhehe   
     





















Tidak ada komentar:

Posting Komentar